Rabu, 07 Januari 2015

MAKALAH UKHUWAH ISLAMIYAH



UKHUWAH ISLAMIYAH
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Hadits
Dosen Pengampu: H. Fakrur Rozi, M.Ag
Disusun oleh:
Mustafidah                 (113411030)
Siti Yusuful Farikha   ( 113411075)
Fitriyanti                      (133811029)
Siti Marfidah              (133911002)
Fridayati                     (133911003)





FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO
SEMARANG
2014
I.      PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya. Dengan adanya manusia sebagai makhluk sosial inilah maka manusia harus selalu menjalin hubungan baik dengan manusia lainnya, salah satunya dengan cara bersilaturrahim. Silaturrahim berasal dari bahasa Arab yang artinya menyambung tali kasih sayang.
Menyambung tali kasih sayang sangat penting dilakukan oleh umat manusia. Karena, dengan menyambung tali kasih sayang akan mempererat hubungan persaudarn antar umat manusia.
Dalam makalah ini, penulis akan berusaha membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan persaudaraan sesama umat muslim atau yang biasa disebut Ukhuwah Islamiyah .

II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian Ukhuwah Islamiyah?
B.    Apa hakikat Ukhuwah Islamiyah?
C.    Apa saja dalil yang berkaitan dengan Ukhuwah Islamiyah?
D.    Apa saja faktor penghambat Ukhuwah Islamiyah?
E.     Apa saja upaya dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah?

III.  PEMBAHASAN
A.  Pengertian Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah secara bahasa berasal dari kata أخ (akhun) yang artinya saudara. Ukhuwah berarti persaudaraan. Persaudaraan yang dimaksud dalam ukhuwah ini bukan hanya terbatas pada saudara yang masih punya hubungan darah, melainkan saudara seiman. Sehingga dalam ukhuwah Islamiyah tidak hanya terbatas oleh suku, bangsa dan lain sebagainya. Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.
Dalam al-Qur’an dijelaskan: Setiap mukmin adalah saudara yang diperintahkan Allah untuk saling mengikrarkan perdamaian dan berbuat kebajikan di antara satu dengan yang lainnya, dalam rangka taat kepada-Nya.[1] Firman Allah:
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷ƒuqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ  
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” [Q.S. Al-Hujurat, 49:10]

B.    Hakikat Ukhuwah Islamiyah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan berbagai perbedaan seperti warna kulit, suku, ras, golongan, bangsa dan lain sebagainya. Namun hal tersebut bukanlah menjadi pemicu yang dapat digunakan untuk memecah belah persatuan yang ada. Dengan adanya Ukhuwah Islamiyah maka akan tercipta kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah SWT kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa sehingga menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Adapun Hakikat Ukhuwah Islamiyah antara lain:
1.       Ukhuwah Islamiyah merupakan nikmat Allah
Sebagaimana dalam Al-qur’an Surat Ali Imron ayat 103, Allah SWT berfirman:
(#qßJÅÁtGôã$#ur È@ö7pt¿2 «!$# $YèÏJy_ Ÿwur (#qè%§xÿs? 4 (#rãä.øŒ$#ur |MyJ÷èÏR «!$# öNä3øn=tæ øŒÎ) ÷LäêZä. [ä!#yôãr& y#©9r'sù tû÷üt/ öNä3Î/qè=è% Läêóst7ô¹r'sù ÿ¾ÏmÏFuK÷èÏZÎ/ $ZRºuq÷zÎ) ÷LäêZä.ur 4n?tã $xÿx© ;otøÿãm z`ÏiB Í$¨Z9$# Nä.xs)Rr'sù $pk÷]ÏiB 3 y7Ï9ºxx. ßûÎiüt6ムª!$# öNä3s9 ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷/ä3ª=yès9 tbrßtGöksE  
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
2.     Perumpamaan tali tasbih
Di dalam Al-qur’an Surat Az-Zukhruf ayat 67, Allah SWT berfirman:
âäHxÅzF{$# ¥Í´tBöqtƒ óOßgàÒ÷èt/ CÙ÷èt7Ï9 <rßtã žwÎ) šúüÉ)­FßJø9$# ÇÏÐÈ  
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”
3.     Merupakan arahan Rabbani
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
y#©9r&ur šú÷üt/ öNÍkÍ5qè=è% 4 öqs9 |Mø)xÿRr& $tB Îû ÇÚöF{$# $YèŠÏHsd !$¨B |Møÿ©9r& šú÷üt/ óOÎgÎ/qè=è% £`Å6»s9ur ©!$# y#©9r& öNæhuZ÷t/ 4 ¼çm¯RÎ) îƒÍtã ÒOŠÅ3ym ÇÏÌÈ  
Artinya: “Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Anfal: 63)
4.     Merupakan cerminan iman
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 10, Allah SWT berfirman:
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷ƒuqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ  
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”
C.    Dalil/Hadis tentang Ukhuwah Islamiyah
1.     Hadits Ibn Umar tentang orang Muslim itu bersaudara
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِي الله عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ * (أخرجه البخاري في كتاب الاكراه)
“Dari Abdullah Ibn Umar RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda seorang muslim bersaudara kepada sesama orang muslim, tidak boleh menganiayanya dan tidak boleh dibiarkan dianiaya oleh orang lain dan siapa menyampaikan hajat saudaranya, niscaya Allah menyampaikan hajatnya.”(H.R. Al Bukhori dalam kitab Pemaksaan)[2]
Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa orang Islam antara satu dengan yang lain itu dipandang sebagai saudara. Sehingga satu sama lain tidak boleh saling menganiaya. Dan jika kita mendapati seseorang dalam penderitaan ataupun mendapat musibah, hendaknya kita membantunya untuk meringankan penderitaan yang sedang ia alami.
Sebagai mu’min sejati, hendaklah merasa bahwa dirinya tidak hidup sendiri, karena teman-teman sesama muslim akan membantu dan mendukungnya baik sedang dalam keadaan senang maupun susah.[3] Dengan terjalinnya ukhuwah islamiyah maka antara muslim yang satu dengan yang lain akan memberi manfaat kepada saudara- saudaranya sesama muslim. Ketika sesama muslim mendapatkan kesusahan, tentunya sebagai seorang saudara ikut merasakannya dan berusaha untuk membantunya. Dan sebaliknya jika seorang muslim mendapat nikmat dan kebaikan, sebagai saudara sesama muslim merasa senang dan gembira melihatnya, bagaikan dirinya sendiri yang memperoleh nikmat dan kebaikan tersebut.
Sesungguhnya dua orang bersaudara karena Allah SWT, jika salah seorang dari keduanya lebih tinggi kedudukannya daripada yang lain, maka kedudukannya  akan diangkat bersama saudaranya. Sesungguhnya ia dihubungkan sebagaimana anak cucu dihubungkan dengan kedua orang tua dan keluarga satu dengan yang lain. Karena persaudaraan itu, jika didapatkan karena Allah SWT, maka ia tidak lebih rendah daripada persaudaraan sedarah.[4] Jadi meskipun seorang muslim bersasal dari golongan dan ras yang berbeda, sesama muslim itu bersaudara antara satu dengan yang lain karena Alllah SWT yang menjadikan persaudaraan tersebut.
2.     Hadits Abu Musa tentang Mukmin itu ibarat bangunan
عَنْ أَبِي مُوسَي عَنِ النَّبِيْ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ * (أخرجه البخاري في كتاب الصلاة)
“Dari Abu Musa bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda sesungguhnya seorang mu’min bagi sesama mu’min bagaikan bangunan yang kuat menguatkan setengah pada setengahnya.” (H.R. Al Bukhori dalam kitab sholat)[5]
Rumah ialah bangunan yang tersusun dari beberapa tiang penyangga, pondasi, dinding tembok, atap, dengan bahan dasar semen, pasir dan batu. Tanpa kompleksitas bahan dan rancangan, sebuah bangunan mustahil dapat berdiri. Kurang salah satunya saja maka suatu bangunan akan rapuh.
Perumpamaan orang mukmin dengan orang mukmin lainnya, dimana mereka bagai sebuah bangunan yang unsur-unsurnya tertata dan saling memperkuat, persaudaraan sesama muslim atau Ukhuwah Islamiyah tidak membedakan antara suku, ras, golongan maupun warna kulit tetapi menghargai perbedaan yang ada yang disatukan melalui tali persaudaraan sebagai sesama muslim. Untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah umat Islam harus bersatu padu, tolong-menolong dan bantu membantu sehingga akan menjadi kekuatan yang sangat kuat dan sukar untuk dipecah belah.
3.      Hadits Ibn Mas’ud tentang larangan memaki dan membunuh Muslim
عَنْ عَبْدِاللهِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ * (أخرجه البخاري في كتاب الاداب)
“Dari Abdullah Mas’ud ia berkata Rasulullah SAW. bersabda memaki muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran.”(H.R. Al Bukhori dalam kitab Adab)
Dalam hadits di atas, kata “سِبَابُ الْمُسْلِمِ” merupakan mashdar yang di idhofahkan kepada maf’ulnya yang berarti mencaci atau membicarakan sesuatu yang mencela terhadap harga diri seorang muslim. Dan kata “كُفُرْ” yang dikehendaki di sini bukan arti secara hakiki(sebenarnya) yaitu orang yang keluar dari islam, tetapi yang di kehendaki adalah memberi ancaman secara sungguh-sungguh, atau “كُفُرْ” secara bahasa yang berati seolah-olah sebab membunuh maka dia tertutup dari rahmat Allah, dan dari kewajiban menolong penderitaan orang lain.[6]
Memaki dan mengaibkan kehormatannya, ataupun memperkatakan dirinya dengan cara yang menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, adalah suatu kefasikan dan menyimpang dari kebenaran. Membunuh seorang muslim atau saling membunuh sesama muslim, adalah suatu pekerjaan kufur. Dalam hadits ini dapat juga dimaknai bahwa membunuh orang dengan tidak ada jalan yang dibenarkan agama dapat membawa kepada kekafiran, lantaran membunuh itu suatu perbuatan yang sangat keji dan disamakan atau diserupakan dengan kekafiran walaupun tidak keluar dari islam.
4.      Hadits Abu Hurairah tentang kewajiban Muslim terhadap Muslim lain.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولُ اللهِ قَالَ إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَاعَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ * (أخرجه مسلم في كتاب السلام)[7]
“Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda kewajiban seorang muslim kepada sesama muslim lainnya ada enam. Lalu berkata, apa saja wahai Rasulullah. Rasulullah berkata: jika bertemu berilah salam kepadanya, jika dia mengundang maka datangilah, jika dia minta nasihat maka nasihatilah, jika dia bersin kemudian memuji kepada Allah maka doakanlah “Yarhamukallah”, jika dia sakit maka tengoklah, dan jika dia mati maka antarlah jenazahnya.”(H.R. Muslim dalam kitab salam)[8]
Dari hadis tersebut, dapat diketahui bahwa kewajiban muslim terhadap muslim lain antara lain;
a.      Mengucapkan dan menjawab salam
Menurut Imam ibnu Abdul Bari mengawali salam itu sunah dan menjawab salam hukumnya wajib. Menebarkan salam kepada orang yang dikenal atau tidak, akan menumbuhkan rasa cinta atau sayang sesama muslim. Kata السلام itu merupakan bagian dari asma Allah SWT, ketika kita mengucapkan السلام عليكم  itu berarti “semoga engkau dalam bimbingan Allah”. Adapun ucapan salam yang sempurna adalah السلام عليكم ورحمة الله وبركاته .
b.     Memenuhi undangan
Memenuhi undangan itu wajib pada setiap undangan, namun ulama merinci atau menkhususkan pada undangan walimah dan sejenisnya saja. Apabila mendapat dua undangan dalam waktu yang sama, undangan yang pertama diterima wajib untuk dipenuhi sedangkan yang kedua sunah untuk dipenuhi.
c.      Memberi nasihat ketika diminta
Memberi nasihat diperbolehkan selama masih dalam batas amar ma’ruf nahi mungkar dan nasihat itu tidak boleh menjerumuskan kepada hal-hal yang negatif.
d.      Mendoakan apabila bersin
Etika orang yang bersin adalah menutup hidung dan memelankan suaranya. Ketika ada muslim laki-laki yang bersin dan mengucap hamdalah maka orang yang mendengarnya sunah menjawab يَرْحَمُكَ اللَه. Jika perempuan, يَرْحَمُكِ اللّه. Kemudian orang yang bersin tadi mengucapkan yahdikumullah. Kemudian malaikat juga ikut mendoakan dengan mengucap رَحِمَكُ اللّه atau رَحِمَكِ اللّه. Apabila orang yang bersin tidak mengucapkan hamdalah maka makruh untuk menjawabnya.
e.      Menengoknya apabila sakit
Menjenguk orang sakit hukumnya sunah. Maka jika seorang muslim mendengar salah satu dari mereka sakit maka jenguklah untuk mengetahui bagaimana keadaannya dan untuk menghiburnya serta mendoakan untuk kesembuhannya.
f.      Berta’ziyah ketika ada yang meninggal dunia
Dalam ajaran agama Islam ketika ada seorang muslim meninggal dunia hendaknya mengucapkan أِنَّا للّهِ وَأِنَّا أِلَيْهِ رَا جِعُوْ ن dan berkunjung (ta’ziyah) untuk menyatakan duka cita kepada keluarga yang ditinggalkan serta mengurangi beban yang ditinggalkan dengan menghiburnya bahwa segala sesuatu akan kembali kepada sang pencipta, Allah SWT.
Menurut Imam al-Ghazali hak-hak sesama muslim adalah memberikan salam kepadanya jika ia bertemu, menyukai apa yang disukai orang-orang mu’min sebagaimana ia menyukai apa yang ia sukai, dan membenci apa yang dibenci orang-orang mu’min, tidak menyakiti salah seorang dari kaum muslimin dengan perbuatan ataupun perkataan, bersikap tawadhu kepada setiap muslim dan tidak sombong, tidak menyampaikan berita (gunjingan) kepada sebagian yang lain tentang  apa yang didengarnya dari sebagian yang lain,  kalau ia marah kepada orang yang dikenalnya maka ia tidak boleh menghindarinya lebih tiga hari.
Di dalam ajaran agama Islam menyeru dan mengajak kaum muslimin untuk melakukan pergaulan diantara kaum muslimin. Dengan adanya pergaulan diantara kaum muslimin maka dapat saling berhubungan dan mengadakan pendekatan agar dapat mencapai kemaslahatan masyarakat yang adil dan makmur dalam membina masyarakat yang berakhlaqul karimah sesuai dengan tuntunan yang ada di dalam ajaran agama Islam.
Dalam usaha memupuk persaudaraan dan persahabatan sesama muslim ialah saling kunjung-mengunjungi. Adapun manfaat dari kunjung-mengunjung (silaturahmi), yaitu:
a.   Memperoleh keridhaan Allah SWT
b.   Menggembirakan sanak kerabatnya, karena diriwayatkan dalam salah satu hadits bahwa “perbuatan yang paling utama adalah menggembirakan orang yang beriman”.
c.   Para malaikat merasa gembira, karena mereka bergembira bila ada orang yang bersilaturahmi.
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ,  عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ. كُلَّمَا دَعَا ِلأَخِيْهِ بِخَيْرٍقَالَ اْلمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِيْنَ وَلَكَ مِثْل.
"Doa seorang muslim untuk saudaranya dari belakang dikabulkan. Di sisi kepalanya ada malaikat yang ditugaskan, setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat yang ditugaskan dengannya berkata: Amin, dan untukmu semisalnya."[9]
d.   Menyenangkan orang-orang yang telah meninggal dunia karena nenek moyangnya merasa senang dengan adanya silaturahmi yang dilakukan oleh anak cucunya.
e.   Menambah umur dan menambah berkah dalam rizkinya.
f.    Menambah pahala setelah ia meninggal dunia, karena mereka akan tetap mendoakannya walaupun ia telah mati selama mereka ingat kebaikan yang ia lakukan buat mereka.[10]

D.    Faktor Pengahambat Ukhuwah Islamiyah
Ada beberapa faktor penghambat Ukhuwah Islamiyah, diantaranya:
a.      Fanatisme buta dan bangga diri, menganggap kelompuknya paling benar dan menganggap yang lain itu najis mugaladah.
b.     Karena sempitnya wawasan
c.      Kurangnya silaturrahim
d.     Kurangnya kasing saying sesame manusia
e.      Membuktikan iman yang lemah. Karena kurangnya iman mengakibatkan hambatnya ukhuwah islamiyah.
E.    Upaya Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah, yaitu:
1.     Ta’aruf (saling mengenal)
Dengan adanya interaksi satu dengan yang lain akan dapat lebih mengenal karakter individu. Perkenalan meliputi penampilan fisik (Jasadiyyan) pengenalan pemikiran (Fikriyyan), mengenal kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Setiap manusia tentunya punya keunikan dan kekhasan sendiri yang mempengaruhi kejiwaannya. Proses Ukhuwah Islamiyah akan terganggu apabila tidak mengenal karakter kejiwaan ini.
2.     Tafahum (saling memahami)
Maksudnya saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan masing-masing. Sehingga segala macam kesalahpahaman dapat dihindari.
3.     At-Ta’awun (saling tolong menolong)
Dalam hal ini, dimana yang kuat menolong yang lemah dan yang mempunyai kelebihan menolong yang kekurangan. Sehingga dengan adanya konsep ini maka kerjasama akan tercipta dengan baik dan saling menguntungkan sesuai fungsi dan kemampuan masing-masing.
4.     Takaful (saling menanggung/senasib sepenanggungan/ saling memberi jaminan)
Dengan adanya tafakul akan menumbuhkan rasa aman, tidak ada rasa khawatir dan kecemasan untuk menghadapi kehidupan, karena merasa bahwa saudara sesama muslim tentu tidak akan tinggal diam ketika saudara muslim lainya sedang dalam kesusahan. 
Dengan empat sendi persaudaraan tesebut umat islam akan saling mencintai dan bahu membahu serta tolong menolong dalam menjalani dan menghadapi tantangan kehidupan, bahkan mereka sudah seperti satu batang tubuh yang masing-masing bagian tubuh akan ikut merasakan penderitaan bagian tubuh lainnya.
Dengan adanya Ukhuwah Islamiyah. Kita akan merasakan kehidupan bermasyarakat yang lebih harmonis, karena perbedaan yang ada tidak akan menimbulkan pertentangan dan permasalahan, justru akan menjadikan kehidupan kita semakin indah. Selain itu, tingkat kesenjangan sosial yang ada di dalam masyarakat juga akan terkikis dengan sendirinya. Hal ini karena adanya semangat Ukhuwah Islamiyah yang menyatukan segala perbedaan yang ada.

IV.  KESIMPULAN
-        Ukhuwah secara bahasa berasal dari kata أخ (akhun) yang artinya saudara.
-        Secara istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.
-        Hakikat Ukhuwah Islamiyah antara lain:
1.     Ukhuwah Islamiyah merupakan nikmat Allah
2.     Perumpamaan tali tasbih
3.     Merupakan arahan Rabbani
4.     Merupakan cerminan iman
-        Faktor penghambat Ukhuwah Islamiyah, diantaranya:
a.      Fanatisme buta dan bangga diri, menganggap kelompuknya paling benar dan menganggap yang lain itu najis mugaladah.
b.     Karena sempitnya wawasan
c.      Kurangnya silaturrahim
d.     Kurangnya kasing saying sesame manusia
e.      Membuktikan iman yang lemah. Karena kurangnya iman mengakibatkan hambatnya ukhuwah islamiyah.
-        Upaya meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dengan cara ta’aruf, tafahum, ta’awun dan takaful.




V.    PENUTUP
Demikianlah makalah sederhana tentang Ukhuwah Islamiyah ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.











DAFTAR PUSTAKA
Juwariyah, Hadis Tarbawi, (Cet.I: Yogyakarta: Teras, 2010)
Annawawy. 1978. Riadhus Shalihin, diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah Riadhus Shalihin I (Cet. II; Bandung: PT Al Maarif,
Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, disunting oleh Drs. H. Moh. Rifai (Cet. I; Semarang: Wicaksana, 1986)
Sa’id Hawwa, Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil-Anfus, diterjemahkan oleh Abdul Amin dkk  (Cet. III; Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006)
Imam Syihabuddin Ahmad Bin Muhammad al-Qasthalani, Irsyadus Syari’, Syarah Shahih al Bukhori (Beirut: Darul Kutub al Ilmiyah, 1996)
Muslim bin al-Hijij Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim Juz II (Bandung: Dahlan, t.th)
Imam Muhammad Ibn Kholifah Wasyatani al Ubiy dan Imam Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yusuf al-Sanusi Hasan, Sahih Muslim, Ikamlul Ikmal al Mu’lim Juz VII (Beirut: Darul Kitab al Ilmiyah, 1994)
Shahih Muslim, kitab Zikr, bab 23, hadits no. 88.
Al Faqih Nashr bin Muhammad bin Ibrahim As-Samarqandi, Kitab Tanbihul Ghafillin, diterjemahkan oleh Drs. H. Muslich Shabir, MA. dengan judul Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa jilid I (Cet. I; Semarang: CV. Toha Putra, 1993)


[1]Juwariyah, Hadis Tarbawi, (Cet.I: Yogyakarta: Teras, 2010), hlm. 47-48.
[2] Annawawy, Riadhus Shalihin, diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah Riadhus Shalihin I (Cet. II; Bandung: PT Al Maarif, 1978), hlm. 238-239.
[3] Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, disunting oleh Drs. H. Moh. Rifai (Cet. I; Semarang: Wicaksana, 1986), hlm. 347.
[4] Sa’id Hawwa, Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil-Anfus, diterjemahkan oleh Abdul Amin dkk  (Cet. III; Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), hlm. 650.
[5] Annawawy, Riadhus Shalihin, diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah Riadhus Shalihin I (Cet. II; Bandung: PT Al Maarif, 1978), hlm. 234-235.
[6] Imam Syihabuddin Ahmad Bin Muhammad al-Qasthalani, Irsyadus Syari’, Syarah Shahih al Bukhori (Beirut: Darul Kutub al Ilmiyah, 1996), hlm. 64.
[7] Muslim bin al-Hijij Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim Juz II (Bandung: Dahlan, t.th.), hlm. 266.
[8] Imam Muhammad Ibn Kholifah Wasyatani al Ubiy dan Imam Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yusuf al-Sanusi Hasan, Sahih Muslim, Ikamlul Ikmal al Mu’lim Juz VII (Beirut: Darul Kitab al Ilmiyah, 1994), hlm. 325-326.
[9] Shahih Muslim, kitab Zikr, bab 23, hadits no. 88.
[10]Al Faqih Nashr bin Muhammad bin Ibrahim As-Samarqandi, Kitab Tanbihul Ghafillin, diterjemahkan oleh Drs. H. Muslich Shabir, MA. dengan judul Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa jilid I (Cet. I; Semarang: CV. Toha Putra, 1993), hlm. 217.

2 komentar:

  1. Assalaamu'alaikum
    Bagus sekali makalah Anda. Izin ngopi ya. Terima kasih

    BalasHapus
  2. Mantappp... karena lengkap dengan referensinya

    BalasHapus